Sabtu, 23 Juni 2012

Pemuja Indah Sang Bunga


Bunga indah menawan
Semerbak keharuman ditebarkan 
Untuk menyambut senyum mentari
Hingga sang mentari menemui jubah hitam sang malam.

Aku termenung dalam lamunan senyap
Dengan kerinduan yang kini meluap
Bagai didih air kala dimasak,
Hingga aku tak mampu tjk tanggalkan lamunan itu,
Walau hanya sedetik saja.

Aku lemah dan tak berdaya, 
Seakan jasad renta ini meleleh begitu saja.
Tak ada yang mampu lambaikan tangan untukku,
Bahkan sang malam pun tak mampu menolongku.

Kerinduanku pada sosok bunga
Sangatlah menyiksa akan lemah batinku
Dengan tanpa pamrih.

Engkaulah sang bunga yang selama ini telah hiasi batinku
Dengan samudra kerinduan yang engkau cipta.
Tapi, engkau tak pernah sadar akan hal itu,
Walau batinku telah rasakan dan bahkan terhanyut olehmu.

Sungguh kemalangan bagiku,
Sebagai hamba pemuja indah sang bunga
Yang kian berada di kerumunan ribuan kumbang.

Aku tak mampu menghadang atau bahkan tuk selimuti,
Segala keindahan dari aura yang engkau pancarkan,
Hingga tubuhku terjatuh dan terjerembab 
Dalam medan yang berhiaskan kerumunan duri.

Kini hanya tinggal masa tuk menanti terhentinya nafas,
Dalam kesendirian yang penuh akan busuknya luka.

Tidak ada komentar :