Minggu, 30 Juni 2013

Bait cinta bukan cinta


Bait cinta bukan cinta itu sendiri;
Cinta sejati adalah .......,
Bukan dindingnya hal itu.    
Jangan mengagumi dekorasi,
Tapi melibatkan diri dalam esensi,
Parfum yang menyerang dan menyentuh Anda-
Awal dan akhir.
Ditemukan, ini menggantikan semua yang lain,
Yang jelas dan diketahui.
Waktu dan ruang adalah budak kehadiran ini.
Merangkul pagi yang sedikit muram
Sambil menyentuh pandang penuh ilalang
Sesekali tersandung batu menyeringai
Berkali-kali tersambar bidik petir yg melambai
Meraung tanpa terdengar telinga
Karena suara tersendak oleh aliran kali ungu
Menjembatani kucing yang menyeberang
Menuju gerbang maharani
Bertemankan setitik debu putih sedikit bercahaya.

Ku peroleh detak jantung yang berdenyut kencang didadamu.

RM.

Cinta adalah menari


Cinta adalah menari teriakan jiwa, memanggil tubuh untuk menyembah
Seperti pusaran air bersinar, atau lalat capung berputar
Jadi adalah kasih di antara langit.
Aku melompat di puncak gunung, tergila-gila menyanyikan lagu dari semua lagu
Aku melayang lewat udara, mabuk, senang
Saya pikir hanya cinta Anda, panggilan Anda kepada saya
Dan aku menari tarian seribu cinta, semua kembali kepada Anda.

Hal ini bukan mainan anak-anak, maupun kesatuan terpisah dari orang-orang bijaksana
Unreal! Tidak perlu!
Dimana keindahan?

Ketika saya, seperti komet bersinar, mungkin berkedip mengelilingi matahari Anda
Sambil tertawa, bernyanyi, dengan sukacita mencintai Anda!

Anggur membuat mabuk pikiran dan tubuh
Tapi itu adalah cinta yang menggetarkan jiwa
Ketika saya mendekati Anda, saya merasa marah berdebar cinta
Menyanyi heran
Sukacita yang membuka bunga di pohon-pohon di dunia.

Datanglah ke saya, dan saya akan menari dengan Anda
Di kuil, di pantai, melalui jalan-jalan padat
Jadilah Anda pria atau wanita, tanaman atau hewan, budak atau orang merdeka
Aku akan menunjukkan kebakaran kristal brilian, bersinar dalam
Aku akan menunjukkan keindahan jauh di dalam jiwa Anda
Aku akan menunjukkan jalan melampaui Surga.

Hanya menari, dan ilusi Anda akan berhembus angin
Dance, dan membuat gembira cinta di sekitar Anda
Tari, dan kerudung Anda yang menyembunyikan Cahaya
Shall berputar-putar di tumpukan di kaki Anda.

RM.

Love is the dancing

Love is the dancing cry of the soul, calling the body to worship
Like a shining whirlpool, or a spinning mayfly
So is love among the skies.
I leap across the mountaintops, madly singing the song of all songs
I float through the ether, intoxicated, thrilled
I think only of your love, your calling to me
And I dance the thousand dances of love, all returning to you.

It is not the play of children, nor the detached unity of wise sages
Unreal! Unnecessary!
Where is the beauty?

When I, like a glowing comet, may flash around your sun
Laughing, singing, with the joy of loving you!

Wine makes drunk the mind and body
But it is love which thrills the soul
When I approach you, I feel the mad pounding of love
The singing wonder
The joy which opens blossoms on the trees of the world.

Come to me, and I shall dance with you
In the temples, on the beaches, through the crowded streets
Be you man or woman, plant or animal, slave or free
I shall show you the brilliant crystal fires, shining within
I shall show you the beauty deep within your soul
I shall show the path beyond Heaven.

Only dance, and your illusions will blow in the wind
Dance, and make joyous the love around you
Dance, and your veils which hide the Light
Shall swirl in a heap at your feet.

RM

Sabtu, 29 Juni 2013

Sebutir Debu


Telah lama terlintas namun tak mampu tuk berkata, 

Dalam keheningan yang tak terlihat setitikpun suara insani. 
Fikir kecilku tertarik tuk jelaskan 

nyata dan tidaknya diri ini untuk bernafas. 

Untuk apakah Engkau cipta setitik debu 

yang mengotori Keindahan-Mu ini? 

Apakah biar semua tau bahwa sebutir debu ini 
tak kan mampu merusak keindahan-Mu?
Sebenarnya Engkau tak membutuhkan pengetahuan mereka tentang itu,

Karena, jika Engkau mau..... 

Semua sudahlah pasti mudah untuk mengetahui hal itu. 
Yang lebih tak ku mengerti adalah, Penciptaanku ini,

Kenapa aku tercipta jika untuk sebatas tau 

tentang perintah dan Larangan-Mu? 

Aku memang tau akan hal itu. 
Tapi, aku tak melakukan seperti apa yang aku tau. 
Seandainya aku melakukan hal itu untuk-Mu, 
Tapi, sebenarnya Engkau tak membutuhkan hal itu dariku, 
Sedangkan tuk melakukan hal itu tak semudah mata berkedip. 
Engkau sama sekali tak butuh padaku, 

sedang akulah yang seharusnya butuh Pada-Mu. 

Tapi kenapa aku seakan-akan merasa tak butuh pada-Mu? 
apakah butuh dan tak butuhku ini juga karena-Mu? 

Jika aku boleh meminta, 

Tanamkanlah dihatiku akan Cinta untuk-Mu 
Dengan sebenar-benarnya cinta. 
Agar aku selalu merasa butuh pada-Mu. 
Tiada daya dan kekuatan yang mampu menguatkanku kecuali, 
kekuatan cintaku pada-Mu.

Terus Terang tuk Melangkah

Ketika tersudut lentera hati tuk mengakui
Ada banyak kata yang tak terbaca

Hanya melambai lewat deru putik para bunga
Menyelaraskan kelu hitam tanpa dendang
Mengabaikan apa yang termaktub dalam kuncian dada
Seiring, seberkas pelepah sunyi atas terpaan malam
Menolak tuk berkata "Ya" dan mengemas ulang gejolak rasa
Ku akui, sulit terperih ketika mencoba bunuh diri
Tapi melukai, adalah pilihan terakhir yang ku tilik
Terlalu takut, ragu, dan lusuh
Kemana arah hati menjarah?
Ketika belaian cinta tiba-tiba menyesap lubang nganga
Dan aku tak ingin siapapun, akupun menerimanya
Aku anggap itu biasa...

Tapi tidak,
Nyaman itu menelusup lewat senyuman
Dia...
Menumbuhkan riuh,

Menurutmu, harus seperti apakah aku?
Terus terang?
Atau cukup memujanya dari kalbu?


 NIS.

Jumat, 28 Juni 2013

Gadis Manis dan Sopan.

“Gadis itu... posisi duduknya... kaca jendela besar... sinar matahari menyinarinya.... 
Aku terpesona melihat kombinasi semua itu. 
Dengan sinar matahari dari luar, sosok gadis itu menjadi agak kabur, gelap, dan memberikan kesan misterius."

"Aku tahu kau tidak boleh dibiarkan penasaran. Kalau tidak, orang-orang di sekitarmu bisa terluka.”
"Aku tidak mengeluh. Setidaknya sedikit pengorbananku itu membuatnya senang.”
"Kau mau mulai menjelaskan sekarang atau mau menunggu sampai salju turun?"

Ia tidak boleh penasaran karena rasa penasaran itu akan terus menggerogotinya seperti lubang di gigi yang bisa membuat seluruh badan ikut sakit.
Ia hanya perlu membiarkan dirinya jatuh. 
Setelah itu seluruh tubuhnya akan membeku. 
Rasa sakit ini juga akan membeku. 
Ia tidak akan merasakannya lagi.

Banyak orang lebih suka melihat kota Paris dari puncak Eiffel, 
tapi menurutku pemandangan da ri puncak
Arc de Triomphe adalah yang terbaik.

Seandainya masih ada harapan sekecil apapun untuk mengubah kenyataan. 
ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu.

Sepertinya memang ini jalan yang harus ku tempuh.
Berjalan di sampingmu, dan seperti dirimu.

Senjata utama untuk menghadapi orang-orang adalah senyum yang manis dan sopan.

NIS. 

Maafku Sangsi

Maaf jika aku sering bahkan hampir kau anggap memarahimu. 
Aku hanya merasa butuh banyak perhatian, banyak senyuman dan cinta. 
Aku tau aku terlalu manja, egois, kekanak-kanakkan, 
berharap dengan itu kau mengerti apa yang ku ingin. 
Tapi jujur, kamu selalu meredam sulut api kemarahanku, 
membawa seporsi senyum dan menenangkanku.
Aku sadar, kemanjaanku, kekanak-kanakkanku, 

keegoisanku hampir meraba dinding hatimu. 
Kamu terlalu baik untukku. 
Dan aku sangat mensyukuri itu. 
Tapi tepatkah pilihanmu jatuh padaku?

Aku sangsi,
Benarkah seperti ini cinta mempertemukan segalanya? 

AKu takut. 
Terlalu takut untuk menyakitimu. 
Membuatmu bingung atas sikapku yang gampang berubah. 
Membuatmu menyesal pernah mencintaiku. dan pernah memilihku.

NIS.

Nyanyian jiwa

Putaran waktu telah merubah
Garis hidupku dan manusia
Tapi cintaku kepada dia
Tak pernah hilang sedetik saja

Gelombang jiwa pantai asmara
Tempat berlabuh hatimu kasih
Kumenantikan tujuh purnama
Namun kini hilang dari mata

Sampai kapankah aku menanti
Sedang hatiku merintis noda
Ingin kulupakan segalanya
Agar jiwaku tak terhimpit lagi

Sanggupkah aku melupakanmu
Sanggupkah aku hilangkan cintaku
Sanggupkah aku berpaling darimu
Sanggupkah aku musnahkan cintaku


Mungkinkah malam ini
yang akan berkata tentang aku dan dia?
Ataukah mulut masih terkunci
sampai malam ini.
Semua mengalir seadanya
Tak pernah aku memaksa
Tak pernah aku merasa
tuk selalu mendiamkan rasa.
Hanya aku takut terluka
jika aku berkata,
Karena, semua belumlah nyata.
Semua terlantun dalam ikhwal
yang kadang terlihat kaku,
Namun aku tetap suka.


Nyanyian jiwa
Bersayap menembus awan jingga
Mega mega
Terburai diterjang halilintar

Mata hati
Bagai pisau merobek sangsi
Hari ini
Kutelan semua masa lalu

Biru biru biru biruku
Hitam hitam hitam hitamku
Aku sering ditikam cinta
Pernah dilemparkan badai
Tapi aku tetap berdiri

Nyanyian jiwa haruslah dijaga
Mata hari haruslah diasah
Menjeritlah,
Menjeritlah selagi bisa
Menangislah,
Jika itu dianggap penyelesaian


Terfikir dalam untaian rasa
merasuk memperkosa jiwa
terbuai dalam angan semata
Hanya bisu yang kusengaja
karena tak mampu tuk berkata
Kuterima setiap sapa dengan dada
agar semua tak terlihat nyata
Karena kutakut akan terluka.


Yang aku tanya hanya,
Kemana arah senyum itu?
Aku merasa arah itu tertuju padaku
Tapi, aku takut keliru.
Karena aku sedang terbelenggu.




 

Minggu, 09 Juni 2013

Wanita Dinikahi Karena 4 hal

1.materinya,
2.keturunannya,
3.kecantikannya, dan
4.agamanya

Mayoritas kalangan memaknai kolom kosong dari terjemahan hadits di atas dengan "karena". terjemahan lengkapnya menjadi "wanita dinikahi karena 4 hal".
sementara bagi kalangan lain (dari kelompok yang sangat minim sekali) lebih sedikit egaliter dari kelompok pertama, memberi terjemahan pada kolom kosong itu dengan redaksi "untuk". sehingga terjemahan lengkapnya menjadi "perempuan dinikah untuk 4 hal".
dan memang jika direfer pada bunyi pelafalan arab dari hadits itu adalah "tunkahu al mar'ah li arba'"
pada level kekayaan kosa kata, bahasa arab memiliki varian terjemahan untuk satu suku kata. redaksi 'li' dalam hadits yang kita singgung, ditemukan bahwa ia tidak saja didominasi oleh pemaknaan tunggal, yaitu "karena". dalam keterbatasan penulis tentang bahasa, redaksi ini, selain artinya adalah "karena" sebagaimana yang disinggung, juga ditemukan bermakna "untuk".
perbedaan makna untuk satu redaksi arab "li" ini mampu memberi sudut pandang yang sama sekali bertolak belakang. pemaknaan "perempuan dinikah karena 4 hal" memunculkan kesan ketergantungan calon mempelai pria kepada wanitanya, sebab wanita dalam pemaknaan "karena 4 hal" menjadi poros sebab wanita itu dinikah. sehingga muncul kesan bahwa penentu nasib lelaki adalah karena keberuntungan wanita yang berkarakter 4 hal itu.
nah bagaimana jika ada wanita yang kurang beruntung? alias mungkin sama sekali tidak memiliki bahkan satu karakterpun dari singgungan hadits Rasul tsb? apa ia memang telah tertutup baginya takdir mendapatkan lelaki baik lantaran ia tidak qualified dengan ciri hadits diatas?
keresahan tersebut agaknya bisa sedikit diatasi jika terjemahan hadits itu diubah dengan memaknai "li" itu dengan "untuk".sehingga terjemahan lengkapnya menjadi "perempuan dinikah (lelaki) untuk 4 hal". pemaknaan "untuk" dinilai agak sedikit egaliter dari pemaknaan pertama. jika pemaknaan pertama memposisikan wanita sebagai obyek dan poros kepantasan untuk dinikah sekaligus juga penentu nasib lelaki. maka pemaknaan kedua justru lelakilah yang menjadi poros subyek penentu nasib wanita yang dinikahinya. pemaknaan kedua ini sangat beralasan, sebab jika ditarik pada faktor yang tersebut dalam hadits itu antara lain adalah materi, nasab, kecantikan dan agama lebih mendekati pada tugas fihak lelaki ketimbang wanitanya. sebab penentu nasab adalah garis lelaki, pencari materi adalah lelaki, yang bertindak imam adalah lelaki, dan penjaga 'iffah' keluarga adalah lelaki. lelakilah pencari nafkah keluarga, lelakilah penentu garis nasab, lelakilah pemercantik pasangan wanitanya dan lelakilah "imam" dalam keluarganya.
hadits ini justru memposisikan dirinya menjadi pemertegas dari apa yang seharusnya dilakukan oleh lelaki. hadits ini berbicara tentang kewajiban lelaki terhadap pasangannya, bukan saja tentang karakter wanita idaman, melainkan justru tentang lelaki idaman :D sehingga terjemahan hadits itu secara lengkap menjadi "wanita dinikah untuk (memperbaik) 4 hal: untuk materi, nasab, kecantikan dan agamanya". Inilah sejatinya tugas utama suami pd pasangan hidupnya.
lelaki idaman adalah yang mampu memberi nahkah yang baik pada pasangannya, lelaki idaman ialah dia yang lahir dari akar dan pohon tangguh, lelaki idaman yaitu yang mampu mempercantik istrinya dengan penuh perhatiannya, lelaki idaman ialah yang mampu jadi pemimpin baik bagi keluarganya.
sehingga wanita yang beruntung itu adalah ia yang mampu mendapatkan lelaki itu. dan lelaki yang beruntung ialah ia yang mendapatkan wanita yang bersedia menjadi pendamping setianya :)
semoga..

Sifat-Sifat Rosululloh SAW


" Cah-Cahan...Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata:
Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.

Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.
Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.
 

Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.
 

Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.
 

Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.
Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.
 

Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.