Rabu, 04 September 2013

Malam Murung Dilangit Tulungagung

Malam murung dilangit tulungagung
Bersimbah harum bunga yang ranum
Menyeringai dalam kusut
Menyongsong masa depan yang makin lesu.

Ku hantamkan senyum palsu
pada kerumunan bunga di taman ini
Berharap untung bersarang di saku
Namun tak semestinya yang ku pinta,

Engkau seperti bungaku yang dulu
Kehadiran bentukmu menyejukkan risau
Yang telah lama menghuni jiwaku
Ingin ku congkel mesrah risau itu,
Namun semakin erat Ia mengikat.

Lalu ku siramkan saja wewangian,
Agar semakin subur risau itu tumbuh.

Ku berharap,
Risau itu abadi menemani jiwaku
Jika memang risau itu potongan dari tulang rusukku.

Dikemudian kan ku jemput
Dan ku ajak menuju keabadian
yang penuh canda, tawa dan nada
dengan segelas kopi hangat dimeja
dan tiga lapis roti tawar berhias selai strawberi.


#menata jentik-jentik hingga berubah menjadi hujan.

Tidak ada komentar :