Jumat, 28 Juni 2013

Gadis Manis dan Sopan.

“Gadis itu... posisi duduknya... kaca jendela besar... sinar matahari menyinarinya.... 
Aku terpesona melihat kombinasi semua itu. 
Dengan sinar matahari dari luar, sosok gadis itu menjadi agak kabur, gelap, dan memberikan kesan misterius."

"Aku tahu kau tidak boleh dibiarkan penasaran. Kalau tidak, orang-orang di sekitarmu bisa terluka.”
"Aku tidak mengeluh. Setidaknya sedikit pengorbananku itu membuatnya senang.”
"Kau mau mulai menjelaskan sekarang atau mau menunggu sampai salju turun?"

Ia tidak boleh penasaran karena rasa penasaran itu akan terus menggerogotinya seperti lubang di gigi yang bisa membuat seluruh badan ikut sakit.
Ia hanya perlu membiarkan dirinya jatuh. 
Setelah itu seluruh tubuhnya akan membeku. 
Rasa sakit ini juga akan membeku. 
Ia tidak akan merasakannya lagi.

Banyak orang lebih suka melihat kota Paris dari puncak Eiffel, 
tapi menurutku pemandangan da ri puncak
Arc de Triomphe adalah yang terbaik.

Seandainya masih ada harapan sekecil apapun untuk mengubah kenyataan. 
ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu.

Sepertinya memang ini jalan yang harus ku tempuh.
Berjalan di sampingmu, dan seperti dirimu.

Senjata utama untuk menghadapi orang-orang adalah senyum yang manis dan sopan.

NIS. 

Tidak ada komentar :