Selasa, 15 Juli 2014

Penantian Sang Pohon

Sudah tiba saat pisang matang itu memanennya
Tak perlu menunggu monyet bersedia mengambilkannya
Atau menunggu tikus buah untuk merusak kematangannya

Hidup tak ubahnya masa penantian sang pohon
Akan datangnya masa dikala buah menjadi matang
Namun, terkadang buah itu terjatuh sebelum ia matang
Dan terkadang buah itu tak dihiraukan saat matang
Sampai ia membusuk tanpa ada sentuhan tangan pedagang

Dirundung pilu menuju cahaya
Terjerat keindahan permata
Membuat langkah melemah tak berdaya
Takluklah aku dipundakmu merana

Tilik hati menatap sanjung palsu wahai jelita
Lambang angan terancam punah meresah wahai cerita

Sudahi saja manis gerak kelabu itu
Sudahi saja senyum tawamu yang ayu
Simpan saja bujuk rayumu dalam bisu
Agar aku tak berbesar hati setiap waktu

Ku cukupkan sendiri yang datang menemani
Ku cukupkan langkah kaki yang berikan arti
Ku cukupkan Tuhan sebagai tempatku bersembunyi

Ku melihat sekawanan burung tak bersayap lengkap
Ku melihat nafas hidup tak mengalir cakap
Terlihat kerlap-kerlip sejenak bermain sulap
Kedalaman menyimpan aroma busuk yang mantap

Di kediaman sepi sambil menata selimut kaki
Persiapkan langkah hidup yang lebih hidup



Dalam indahnya belaian kasih sayang sebuah persemayama.

Tidak ada komentar :