Kamis, 17 Juli 2014

Muara Cinta

Salam sanjung mesrah setinggi bukit kehormat terhatur indah
Pada cinta yang telah menjamu semua hidup dalam nyawa
Berlimpah ruahnya kenikmatan bergelimang senantiasa
Kasih sayang yang maha kasih berjalan seiya-sekata disana
Dengan langkah perangai terbaik berjalan hanya untuk cinta.
Salam kasih sayang dan lautan kenikmatan cinta untukmu
Wahai kekasih.

Keselamatan tertumpah pada kita
Nahkoda dan penumpang bahtera hidup dilautan cinta
Terlebih pada hamba yang benar-benar dalam keindahan cinta
Ku saksikan bahwa tiada yang berwujud kecuali cinta
Ku saksikan pula kekasih yang buta akan kata dan lemah akan tinta
Benar-benar menghamba patuh dalam cinta
Seperti kasih sayang terindah yang telah tercurah
Pada kekasih dulu yang pernah menuai indahnya cinta
Berlipat-gandalah nikmat kekasih lemah akan kata-kata itu
Dalam mabuk kenikmatan anggur segar syurgawi
Seperti berlimpahnya nikmat kekasih masa yang telah berlalu

Sungguh engkaulah yang selalu menyanjung
Setiap hembus nafas berlalu dalam keagungan

Basuhlah kotoran yang telah berlalu
Atau yang akan menjerat dipupusnya nafasku
Buanglah bangkai yang dengan sengaja tertutup olehku
Atau yang terobral murah dijalan langkahku
Hilangkanlah tumpukan sampah dipundakku
Yang sengaja menggumpal membukit setinggi langit biru
Karena engkaulah wahai cinta
Yang kan mengetahui akan kotornya cinta,
Tiada cinta yang sejati selain engkau sendiri wahai cinta
Engkaulah awal dan akhirnya muara cinta.

Wahai cinta ...
Kenikmatan dunia dan akhirat adalah madu murni
Semoga bermandilah tubuh ini dengan itu,
Aku tak mau tersiksa oleh keganasan bara api cintamu.

Wahai cinta ...
Aku berlindung dibalik  jubahmu
Dari ruang tanpa cinta
Dari jurang tanpa cinta
Dari jiwa tanpa cinta
Dari ruh tanpa cinta
Dari hamba yang tak memiliki cinta
Salam, kasih dan tumpahan kenikmatan untukmu

Segala yang bertalian dengan cinta.

Tidak ada komentar :