Yang
terasabergelimang kesejukan.
Dingin
terasa, angin membisik ditelinga,
Hingga
menusuk tulang sum-sum di punggungku.
Aku
merasa seakan tersipu di tengah belantara
Yang
tak sehelai daunpun meredupkan sang bulan,
Kala
samar cahayanya melumuri dada sang bumi.
Dalam
sebuah gumpalan darah sempat tersirat halus,
Bak
kain sutra kala menyapa lekuk-lekuk tubuh putri raja.
Sungguh
tak tersentuh oleh fikir yang kaku ini,
Akan
lantunan kemegahan untuk sang mutiara.
Wahai
sang mutiara yang pancarkan keindahan,
Kala
mata para pemburu dengan serta-merta memeluk indahmu.
Ingin
sesekali aku sanjungkan sembah sujud
Untuk
menyambut lambaian indah tanganmu
Yang
acap kali menghilang dari pandanganku.
Teruskanlah
pijakan kaki dalam hidupmu,
Walau
air mata yang telah lama aku bendung mulai terasa gerimis,
Hingga
mampu bersihkan lusuh wajahku ini.
Engkaulah
yang terasa indah lagi berwarna,
Wahai
sang mutiara yang hinggap pada rentetan bebatuan hitam.......!
Sanggupkah
hadapmu engkau ayunkan kepangkuanku.......?
Jika
yang engkau ingin hanyalah sekedar kebahagiaan fatamurgana.
Ini
sekedar tangisanku tuk ingatkan ujung jalanmu.
Wahai
sang mutiara.
M.SHOFYAN.K
Tidak ada komentar :
Posting Komentar