Sunyi-senyap terus lumuri hitam malam.
Gemuruh nyanyian jangkrik terlantun indah
Bersama belaian sang angin sendiriku.
Keangkuhan racuni kalbuku yang hina ini
Hingga tak sanggup aku menoleh pada indah rerumputan
Yang kian berdzikir pada keEsaanNya.
Tinggi ayunan mataku akan sosok disampingku
Seakan tak lagi terpinta olehku dalam uluran tangan,
Yang terlantun indah dari syukur sang rumput.
Sesaat terlantun indah dalam hayalku,
Sesaat tercipta racun yang lumuri angan-anganku,
Hingga tergoyahlah olehnya setiap sudut ragaku
Dan terbisik tutur kata yang kian jatuhkan angan.
Bagai harum bunga ditaman kala mekar,
Mampu memanggil hasrat kumbang-kumbang.
Aku terjatuh tak berdaya dan semua anganku telah patah
Aku ingin bentangkan keangkuhanku pada punggung sang bumi
Yang telah lama rindukan sujudku.
Aku ingin lontarkan cemooh segala ikhwalku
Karena dalam benakku tela tumbuh benih keangkuhan
Yang tak mampu terlarutkan olehku,
Walau dalam satu detak jantung saja.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar