Hingga
kokok sang ayam jantan datang menyambut,
Akan
samarnya pancaran aura sang mentari.
Dalam
kalbuku terlintas akan canda tawamu,
Tak
hanya sesekali saja canda tawa itu
tertangguhkan,
Bahkan
di setiap lamunanku selalu tersengat akan hal itu.
Hingga
aku terpedaya akan ganasnya canda tawa itu.
Sungguh
telah aku simpan sejak dahulu di kalbuku,
Walau
tetesan air mata tak sanggup aku hadang,
Bahkan
dengan tabir baja yang aku miliki sekalipun.
Tapi
kenapa.......?
Segala
yang aku simpan mampu tercium mesrah,
Oleh
jutaan pasang lubang hidung kehidupan,
Bahkan
sang semutpun mampu menciumnya.
Ikhlaskah
untukmu akan kegalauan ini.......?
Untuk
dihamparkan di hadapan ciptaan Yang Maha Kuasa,
Dan
mampukah hatimu tuk merangkulnya.......?
Sungguh
pintaku untukmu takkan pernah terhenti,
Akan
segala kebusukan dan noda yang telah aku berikan,
Walau
langit terlipat, bumi meleleh dan saat manusia tertati-tati,
Akan
dahsyatnya hal itu.
Aku
merasakan akan hinanya jasadku ini,
Hingga
engkau turut merasakan akan kehinaan
itu.
Sungguh
maafku tak kan pernah padam untukmu,
Walaupu
selama mata berkedip.
M.SHOFYAN.K
Tidak ada komentar :
Posting Komentar