Sudah tiba saat pisang matang itu memanennya
Atau menunggu tikus buah untuk merusak
kematangannya
Hidup tak ubahnya masa penantian sang pohon
Akan datangnya masa dikala buah menjadi matang
Namun, terkadang buah itu terjatuh sebelum ia
matang
Dan terkadang buah itu tak dihiraukan saat matang
Sampai ia membusuk tanpa ada sentuhan tangan
pedagang
Dirundung pilu menuju cahaya
Terjerat keindahan permata
Membuat langkah melemah tak berdaya
Takluklah aku dipundakmu merana
Tilik hati menatap sanjung palsu wahai jelita
Lambang angan terancam punah meresah wahai cerita
Sudahi saja manis gerak kelabu itu
Sudahi saja senyum tawamu yang ayu
Simpan saja bujuk rayumu dalam bisu
Agar aku tak berbesar hati setiap waktu
Ku cukupkan sendiri yang datang menemani
Ku cukupkan langkah kaki yang berikan arti
Ku cukupkan Tuhan sebagai tempatku bersembunyi
Ku melihat sekawanan burung tak bersayap lengkap
Ku melihat nafas hidup tak mengalir cakap
Terlihat kerlap-kerlip sejenak bermain sulap
Kedalaman menyimpan aroma busuk yang mantap
Di kediaman sepi sambil menata selimut kaki
Persiapkan langkah hidup yang lebih hidup
Dalam indahnya belaian kasih sayang sebuah
persemayama.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar