Merangkul pagi yang sedikit muram
Sambil menyentuh pandang penuh ilalang
Sesekali tersandung batu menyeringai
Berkali-kali tersambar bidik petir yg melambai
Meraung tanpa terdengar telinga
Karena suara tersendak oleh aliran kali ungu
Menjembatani kucing yang menyeberang
Menuju gerbang maharani
Bertemankan setitik debu putih sedikit bercahaya.
Ku peroleh detak jantung yang berdenyut kencang
didadamu.
Menyiapkan jalan arus air yang kan mengalir
Tertunduk bertitahkan sendu bersama tetesan air
mata
Menyayatkan luka dalam tawa
Merumuskan kata dalam dada
Sedang mulut tak mampu bicara,
Ku cukupkan hembus angin tuk bisikkan
Agar tak ada kepalsuan yang mampu merusak kesucian.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar