Ibu Kenangan indah bersamamu masih melekat erat dalam otakku Kala aku tertawa menerima hadiah darimu Kala aku menangis mendengar hentakkan suaramu Kala aku bercerita tentang masalahku Ibu Meski Tuhan telah memanggilmu Meski telah ada orang yang menggantikan posisimu Tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu
Kau tahu bu Hari hariku kadang terasa sepi tanpamu Aku rindu pelukan hangat tubuhmu Aku rindu belaian lembut tanganmu membelai kepalaku Aku rindu ....
Kau adalah wanita terbaik yang pernah kumiliki Meski orang berpikir menurut mereka sendiri Kau tetaplah nomor satu
Dalam doa kuterbangkan harapanku Berharap Tuhan menjagamu disana Aku berharap dapat melihat senyum dan tawa Sekalipun aku tak lagi bernyawa
Bila kita tak segan mendakilebih jauh lagi Kita akan segera rasakan betapa bersahabatnya alam Setiap sudut seperti menyapa Bahkan teramat akrab Seperti kita turut membangun Seperti kita yang merencanakan Pucuk-pucuk pinus seperti berebut Bergesek berdesak, berjalin tangan Ranting kering luruh adalah nyanyian Selaksa puisi bergayut di dahan leburlah di sini Kini tinggal menunggu datang hembusan angin, Sempurnalah segalanya Bila kita tak segan menyatu lebih erat lagi Kita akan segera percaya Betapa bersahajanya alam Lumpur kering adalah pedomanuntuk temukan jalan Dan butir embun adalah lentera dalam segenap kegelapan Pucuk-pucuk pinus seperti berebut Bergesek berdesak, berjalin tangan Ranting kering luruh adalah nyanyian Selaksa puisi bergayut di dahan leburlah di sini Kini tinggal menunggu datang hembusan angin, Sempurnalah segalanya Pucuk-pucuk pinus seperti berebut Bergesek berdesak, berjalin tangan Ranting kering luruh adalah nyanyian Selaksa puisi bergayut di dahan leburlah di sini Kini tinggal menunggudatang hembusan angin, Sempurnalah segalanya
Cinta sejati bukan berarti harus memiliki, tapi merelakan orang yang kita cintai bahagia, walaupun dengan orang lain.... itu adalah cinta sejati.... cinta sejati bukan di lihat dari materi, tapi cinta sejati datang dari kata hati. apakah kita bisa mencintai dan menerima apa adanya walau dia hanya sebatang kara... cinta sejati bukanlah sebuah kebodohan..... bagi orang2 yang bisa mengerti..... apa arti cinta yang sebenarnya.... cinta adalah sebuah kebodohan.... bagi orang2 yang salah mengartikan...... apa itu cinta....????
cinta sejati adalah untaian kata yang bisa membuat hati kita merasa bahagia, dan di hargai oleh seseorang yang mencintai kita...... jangan pernah mengorbankan cinta demi harta.... cinta itu akan lebih berarti bila kita, menjalani nya dengan hati dan perasaan yang sempurna..
Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir
pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di
kejauhan dilihatnya seorang anak sedang memungut bintang laut dan
melemparkannya kembali ke dalam air.
Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran, “Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut
itu ke dalam air?” “Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang
menyengat, bintang laut yang terdampar itu akan segera mati kekeringan,
“Jawab si kecil itu.
“Tapi pantai ini luas dan bermil-mil
panjangnya,” Kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai
keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. “Lagi pula ada jutaan
bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh
mempunyai arti yang besar,” Lanjutnya penuh ragu.
Anak itu lama
memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata sepatahpun.
Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan
hidup.” kemudian dengan tersenyum pada lelaki tua itu, ia berkata “Aku
membuat perubahan untuk satu hal. Satu Tindakan Sebuah kebaikan yang
sederhana dapat membuat sebuah perubahan untuk keluargamu, temanmu,
bahkan untuk wajah wajah asing yang kadang tidak kita kenal”. Saya yakin
usahaku sungguh memiliki arti yang besar sekurang-kurangnya bagi yang
satu ini.” Kata si kecil itu.
Pesan Moral : kadang kadang, kita
selalu merasa tidak bisa berbuat apa apa seperti layaknya anak kecil
itu, namun walaupun itu cuma tindakan kebaikan sederhana, tapi membuat
begitu banyak perbedaan untuk Bintang laut itu sendiri
Ketika
anda memberikan sedikit senyuman untuk orang lain, baik itu keluarga
anda, teman anda ataupun orang asing yang anda temui, anda telah membuat
perbedaan besar bagi mereka.
Tindakan kecil yang sederhana
dapat membuat perbedaan besar kepada seseorang yang sedang membutuhkan.
Menyelamatkan Bintang laut adalah sedikit aksi yang membuktikan
kebenaran itu
Sehelai Bulu
Kita sering mendambakan untuk melakukan sesuatu
yang besar, namun sering kali kita lupa bahwa yang besar itu sering
dimulai dengan sesuatu yang kecil. Mulailah berbuat kebajikan pada
hal-hal kecil, maka engkau akan diberkati dalam hal-hal besar.
Tuhan
dalam Agama Samawi Agama
samawi atau dikenal juga sebagai agama abrahamis atau agama langit dimaksudkan
untuk menunjuk agama Yahudi, Nasrani (Kristen/Katolik) dan Islam. Di antara
agama-agama ini menggunakan sebutan/panggilan yang berbeda yang dikarenakan
perbedaan bahasa dan ajarannya. Allah,
sebutan bagi Tuhan dalam bahasa Arab. Biasanya dipakai oleh umat Islam. Dalam
agama Islam, Tuhan memiliki 99 nama suci. Yehowa atau Yahweh,
salah satu istilah yang dipakai Alkitab. Istilah ini berasal dari istilah
berbahasa Ibrani tetragrammaton YHVH (יהוה). Nama ini
tidak pernah dilafalkan karena dianggap sangat suci, maka cara pengucapan YHVH
yang benar tidaklah diketahui. Biasanya yang dilafalkan adalah Adonai yang
berarti Tuan. Tritunggal
Mahasuci atau Mahakudus, yang artinya adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus,
terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep ini dipakai
sejak Konsili Nicea pada tahun 325 M. Kata "Tritunggal" sendiri tidak
ada di Alkitab. Di dalam Ulangan 6:4 ditulis Tuhan itu Esa. Keesaan ini pada
bahasa aslinya (ekhad) adalah "kesatuan dari berbagai satuan".
Contohnya, Kejadian 2:24 ditulis "keduanya (manusia dan istrinya)
menjadi satu(ekhad) daging" berarti kesatuan dari 2 manusia.
Di Kejadian 1:26 Allah menyebut diri-Nya dengan kata ganti "Kita",
mengandung kejamakan dalam sifat Tuhan. Pengertiannya adalah satu substansi
ke-Allahan, namun terdiri dari tiga pribadi. Dalam Perjanjian Lama, Allah
diperkenalkan sebagai Allah Bapa. Dalam Perjanjian Baru, Allah menjelma sebagai
manusia dalam wujud Allah Anak (Allah Putra) Yesus Kristus, dan setelah Allah
Putra kembali ke sorga, maka datanglah Roh Kudus yang menyertai dan ada di hati
orang-orang Kristen. Roh tersebut adalah sebagai penolong, pemimpin, penghibur,
dan teman yang setia. Roh Kudus menuntun umat Kristiani agar hidup sejalan
dengan kehendak Tuhan. Allah Anak bukan diperanakkan dalam pengertian manusia,
karena Anak keluar dari Bapa yang diwujudkan sebagai Firman (Allah). Allah
mencipta dunia melalui Firman Allah, seperti Tuhan ber-Firman: "Jadilah
terang". Pada waktu Tuhan mengatakan "Jadilah terang", maka
Firman Allah bekerja, dan Firman Allah itu adalah Allah Anak yang datang ke
dunia dengan wujud manusia yaitu Yesus Kristus. Roh Kudus pada hakekatnya
"keluar dari Allah Bapa" dan "diutus oleh Allah Anak", yang
mempunyai tugas untuk menginsafkan dunia dan mengenalkan dunia akan Kristus dan
menguatkan kesaksian tentang Yesus Kristus, serta menyertai orang-orang yang
percaya Kristus sampai akhir zaman tiba.[6]
Tuhan
dalam Islam Dalam
konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan
Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan
Hakim bagi semesta alam[1][2]. Islam
menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid).[3]
Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha
Kuasa.[4] Menurut al-Qur'an terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya:
"nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat
Tuhan yang berbeda.[5][6] Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan
Maha Tinggi dan Maha Luas.[7] Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling
terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman)
dan "Maha Penyayang" (ar-rahim).[5][6] Penciptaan
dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian
yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi
saksi atas keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul dimana
pun tanpa harus menjelma dalam bentuk apa pun.[8] Menurut al-Qur'an, "Dia
tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang
kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS
al-An'am[6]:103)[2] Tuhan
dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang
personal: Menurut al-Qur'an, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi
manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka
berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus,
“jalan yang diridhai-Nya.”[8] Islam
mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama yang disembah
oleh kelompok agama Abrahamik lainnya seperti Kristen dan Yahudi (29:46).[9]
Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh kalangan non-Muslim.
Tuhan
dalam agama Buddha Ketidakpercayaan[1]
kepada gagasan akan dewa pencipta yang mahakuasa atau penggerak pertama
dipandang oleh banyak orang sebagai sebuah kunci yang membedakan antara
Buddhisme dan agama-agama lainnya. Dalam Buddhisme tujuan tunggal dari praktik
spiritual adalah melenyapkan penderitaan secara total di samsara,[2][3] disebut
dengan nirvana. Secara eksplisit Sang Buddha menolak suatu pencipta,[4][5]
menepis pandangan apapun mengenai penciptaan[6] dan menyatakan bahwa pertanyaan
mengenai asal mula dunia adalah tidak bermanfaat.[7][8] Dalam
ajaran agama Buddha, Sang Buddha bukanlah Tuhan dalam agama Buddha
yang bersifat non-teis (yakni, pada umumnya tidak mengajarkan keberadaan Tuhan
sang pencipta, atau bergantung kepada Tuhan sang pencipta demi dalam usaha
mencapai pencerahan; Sang Buddha adalah pembimbing atau guru yang menunjukkan
jalan menuju nirwana). Pandangan
umum tentang Tuhan menjelaskan suatu keberadaan yang tidak hanya memimpin
tetapi juga menciptakan alam semesta. Pemikiran dan konsep tentang inilah yang
sering diperdebatkan oleh banyak Buddhis dalam perpecahan agama Buddha. Dalam
agama Buddha, asal muasal dan penciptaan alam semesta bukan berasal dari Tuhan,
melainkan karena hukum sebab dan akibat yang telah disamarkan oleh waktu.
Bagaimanapun, beberapa Sutra Mahayana tertentu (seperti Sutra
Nirwanadan Sutra Teratai) dan terutama tantra-tantra tertentu
seperti Kunjed Gyalpo Tantra memberikan menunjukkan bahwa
sikap memandang Buddha yang maha hadir, mempunyai intisari yang membebaskan dan
abadi kenyataan dari segala benda, sampai sejauh ini, boleh dibilang sudah
mendekati pandangan Tuhan sebagai segalanya.
Tuhan
dalam agama Kristen Tritunggal atau Trinitas adalah
doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga
Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya adalah sama
esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya.
Istilah Tritunggal(Inggris: trinity, Latin: trinitas)
mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah
"pribadi" dalam bahasa Yunani adalah hupostasis,
diterjemahkan ke Latin sebagai persona (Inggris:Person). Sejak
awal abad ketiga[1] doktrin Tritunggal telah dinyatakan sebagai "Satu
keberadaan (Yunani:ousia, Inggris: beeing) Allah di dalam
tiga Pribadi dan satu substansi (natur), Bapa, Anak, dan Roh Kudus " Kamus Oxford Gereja
Kristen (The Oxford Dictionary of the Christian Church) menjelaskan
Trinitas sebagai "dogma sentral dari teologi Kristen".[2] Doktrin ini
diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: Katolik,Protestan, dan
Orthodoks. Alkitab,
baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, tidak secara eksplisit
menuliskan istilah "Allah Tritunggal", tetapi keberadaan Bapa, Putra
dan Roh Kudus tersirat dalam banyak ayat, baik secara terpisah maupun
bersama-sama. Berdasarkan rumusan dalam perintah tentang pembaptisan di
Matius 28:19: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (TB-LAI).
Doktrin Tritunggal mendapatkan bentuknya seperti sekarang, adalah berdasarkan
Firman Tuhan dalam Injil. Ucapan Yesus: "Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku", dapat digunakan untuk menjelaskan istilah "pribadi",
"sifat", "esensi", "subtansi", istilah-istilah
yang belum pernah digunakan oleh para Rasul. Karena
kekurangpahaman dalam membaca Injil, beberapa orang atau kelompok menyangkal
bahwa doktrin yang dinyatakan pada abad ke-4 tersebut didasarkan pada gagasan
Kristen, dan bahwa doktrin itu merupakan sebuah penyimpangan dari ajaran
Kristen mula-mula tentang Allah. Bahkan ada yang menyatakan bahwa doktrin
tersebut meminjam konsep pra-Kristen tentang trinitas ilahi yang dipahami oleh
Plato. Namun sebenarnya justru konsep trinitas ini muncul dari pembacaan lebih
mendalam dari Alkitab itu sendiri.
Tuhan
dalam agama hindu(Brahman) Brahman (Dewanagari:
ब्रह्म)adalah penguasa tertinggi dalam konsep ketuhanan Hindu.
Brahman bersifat kekal, imanen, tak terbatas, tak berawal dan tak berakhir juga
menguasai segala bentuk, ruang, waktu, energi serta jagat raya dan segala isi
yang ada didalamnya.