Malam
murung dilangit tulungagung
Bersimbah
harum bunga yang ranum
Menyeringai
dalam kusut
Menyongsong
masa depan yang makin lesu.
Ku
hantamkan senyum palsu
pada
kerumunan bunga di taman ini
Berharap
untung bersarang di saku
Namun
tak semestinya yang ku pinta,
Engkau
seperti bungaku yang dulu
Kehadiran
bentukmu menyejukkan risau
Yang
telah lama menghuni jiwaku
Ingin
ku congkel mesrah risau itu,
Namun
semakin erat Ia mengikat.
Lalu
ku siramkan saja wewangian,
Agar
semakin subur risau itu tumbuh.
Ku
berharap,
Risau
itu abadi menemani jiwaku
Jika
memang risau itu potongan dari tulang rusukku.
Dikemudian
kan ku jemput
Dan
ku ajak menuju keabadian
yang
penuh canda, tawa dan nada
dengan
segelas kopi hangat dimeja
dan
tiga lapis roti tawar berhias selai strawberi.
#menata
jentik-jentik hingga berubah menjadi hujan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar