Warna-warni lampion diteras jilbab memukau mata
telanjang
Menjulang angan sempat berjibaku dalam lembah
bimbang
Berwajah marah seuntai harap yang menghilang
Bersendu menjajal jalan terjal penuh rintang
Kering kerontang lidah ambisi menyusul arah petang
Berburu gelombang semacam menyibak warna pelangi
yang tumbuh bintang
Keindahan panorama berselimut kulit binatang
Anjing melongo bisu mencicipi tulang
Keindahan merak telah mencuri mata memandang
Sekedip tersayat menjembatani keindahan kerang
Tergores duri mawar menghambar dilidah yang usang
Seakan mencabik-cabik ari dalam untaian sayang
Mendapati terpuruk ditengah padang gersang
Nyawa tak lagi bersarang
Tubuh tak lagi merangsang
Angan tak mampu diterjang
Mimpi hanyalah sekedar kembang
Kala permata didada seperti dimakan ulat hingga
kenyang.
Serpihan itu ku kumpulkan dan ku rangkai
hingga menjadi guci indah seperti sediakala.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar